Kemdiktisaintek

Kemdiktisaintek dan P2MI Tingkatkan Kualitas SDM Pekerja Migran Indonesia

Kemdiktisaintek dan P2MI Tingkatkan Kualitas SDM Pekerja Migran Indonesia
Kemdiktisaintek dan P2MI Tingkatkan Kualitas SDM Pekerja Migran Indonesia

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menjalin kerja sama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI). 

Kolaborasi ini bertujuan menyiapkan calon pekerja migran agar memiliki kompetensi dan standar internasional, sekaligus meningkatkan daya saing SDM Indonesia di pasar global.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menekankan pentingnya persiapan SDM sejak pendidikan tinggi. Menurutnya, lulusan perguruan tinggi maupun vokasi harus memiliki kualifikasi yang sesuai dengan standar internasional. 

Hal ini agar mereka dapat bekerja di level global, sekaligus menjadi representasi bangsa Indonesia yang profesional di mata dunia.

“Kami di pendidikan tinggi dapat menyiapkan SDM-SDM kita di perguruan tinggi maupun perguruan tinggi vokasi untuk dapat memiliki kualifikasi yang lebih sesuai, sehingga SDM-SDM kita, lulusan-lulusannya itu memiliki kualifikasi dan standar internasional, sehingga para lulusan universitas maupun vokasi yang utama itu nantinya dapat melakukan atau bekerja di tingkat internasional,” ujar Mendiktisaintek Brian Yuliarto.

Pentingnya Kolaborasi Kemdiktisaintek dan KemenP2MI

Kolaborasi antara kedua kementerian ini menjadi langkah strategis dalam menjawab kebutuhan pasar kerja global. Menteri Brian menilai, kualitas SDM Indonesia tidak kalah dengan negara lain, asalkan ada sistem pengembangan kompetensi yang terintegrasi. 

Dengan dukungan pendidikan tinggi, calon pekerja migran dapat memiliki bekal keterampilan yang relevan, termasuk bahasa, teknologi, dan kompetensi profesional sesuai permintaan dunia kerja.

Melalui kolaborasi ini, SDM Indonesia yang bekerja di luar negeri diharapkan menjadi “wajah bangsa” yang menunjukkan kemampuan dan kapabilitas pekerja Indonesia.

Hal ini juga mendukung proses brain circulation, di mana pengalaman kerja di perusahaan global dapat dibawa kembali ke Indonesia untuk memperkuat ekosistem SDM nasional di berbagai sektor.

“Nantinya diharapkan SDM-SDM kita yang ada di luar negeri itu bisa menjadi duta-duta bangsa tentunya pada jangka panjang. Ini menjadi proses brain circulation, jadi ketika nanti bangsa Indonesia terus maju, terus tumbuh, kita membutuhkan SDM-SDM di bidang-bidang tertentu. Nah, (ketika ini terjadi) SDM kita yang memiliki pengalaman bekerja pada perusahaan global berkelas dunia ini sudah ada,” jelas Mendiktisaintek Brian.

Persiapan Kompetensi dari Hulu

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, menekankan bahwa kolaborasi ini penting untuk menutup celah antara keluaran pendidikan dan kebutuhan kompetensi di luar negeri. 

Ia menekankan bahwa fokus kerja sama adalah sisi hulu, yakni mempersiapkan calon pekerja migran agar memiliki keterampilan sesuai permintaan pasar internasional.

“MoU hari ini menjadi strategis dalam rangka menyiapkan dari sisi hulunya. Kami yang melakukan pemetaan ruang kerja luar negerinya, kompetensi apa yang dibutuhkan, dan kami jembatani dengan Kemdiktisaintek. Sehingga ini bisa menjadi sebuah sistem, sekarang kita ingin membuat satu sistem pengelolaan, satu ekosistem yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir,” kata Mukhtarudin.

Ia juga menekankan bahwa implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto menuntut peningkatan kualitas SDM pekerja migran Indonesia, khususnya untuk middle skill dan high skill. Dengan persiapan kompetensi dari awal, calon pekerja dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan standar internasional.

Penguatan Bahasa dan Soft Skill

Salah satu langkah kongkret yang dilakukan adalah penguatan bahasa bagi calon pekerja migran. Menguasai bahasa asing menjadi salah satu syarat agar mereka dapat bersaing di pasar global, terutama di sektor formal dan profesional. 

Selain bahasa, soft skill seperti komunikasi, etika kerja, dan kemampuan adaptasi di lingkungan kerja internasional juga menjadi fokus pembekalan.

Selain itu, program ini mendorong lulusan vokasi dan universitas untuk memiliki pemahaman teknis yang lebih mendalam, sehingga mereka mampu memenuhi tuntutan industri di luar negeri. Dengan demikian, para pekerja migran tidak hanya sekadar memenuhi kuota, tetapi juga memiliki kompetensi unggul yang diakui di tingkat global.

Dampak Jangka Panjang bagi Pekerja Migran Indonesia

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas individu, tetapi juga membawa manfaat bagi perekonomian dan citra bangsa. Pekerja migran yang kompeten dapat memperoleh penghasilan lebih baik, sekaligus menjadi teladan bagi calon pekerja lain. 

Pengalaman kerja internasional juga akan memperkuat jaringan profesional yang bisa dimanfaatkan ketika kembali ke Indonesia.

Program ini menjadi bagian dari visi pembangunan SDM Indonesia yang mandiri dan kompetitif di kancah global. Melalui integrasi antara pendidikan tinggi dan perlindungan pekerja migran, pemerintah menyiapkan ekosistem yang mendukung keberlanjutan kualitas SDM Indonesia. 

Dengan cara ini, setiap pekerja migran yang dikirim ke luar negeri diharapkan menjadi duta bangsa sekaligus agen perubahan di sektor ekonomi dan sosial.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index